Evaluasi setelah terjadi. Entah bagaimana kerja birokrasi, menunggu suami kehilangan istri, setelah pasangan kehilangan buah hati, ketika istri menangis pedih di pusara suami, setelah bangunan tempat huni rata bak di telan tsunami. Barulah kita bicara evaluasi.
Mengapa menunggu jerit tangis kemudian tergopoh-gopoh memeriksa kebijakan, membuka lembar regulasi entah dari mana berasal. Antisipasi? Kata baku yang belum ada dalam pikiran. Santunan? Bukan itu yang di inginkan korban.
Berulang, terus berulang. Setiap kejadian hanya di anggap momentum untuk perbaikan. Tanpa aksi sedia payung sebelum hujan, tanpa kemauan mencegah itu lebih utama dari memberi bantuan.
Rakyat menunggu kerja nyata, bukan teori di atas derai airmata.
Camkanlah!
#####
Baganbatu, maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H