Bersama turunya hujan, aku coba menyelami perasaan. Terbuat dari apa sebenarnya kesetiaan, masih lengkapkah melakukan ritual menanti menantang kepastian.
Kita telah salah mengartikan gumpalan awan, menyangka mendung adalah akumulasi keresahan, membiarkan angin menerjang bersama kepongahan. Hujan datang, mendung hilang. Lepaskan penat sengkarut persoalan.
Nyatanya? Kita tetap bersitegang, mengaku sebagai paling benar, mengumumkan diri adalah korban ketidakpedulian pasangan. Akan perasaan, tentang perhatian.
Hingga hujan ini reda dan terdiam, hingga kaki dan hati terendam genangan luapan, aku dan engkau tak menemukan jawaban. Padahal hujan akan pergi, februari adalah saat hendak memulai hibernasi. Ini artinya, akankah kita harus saling melukai, menyandera hati dengan prasangka tanpa tepi.
#####
Baganbatu,februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H