Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Bersama Hujan

25 Februari 2023   18:49 Diperbarui: 25 Februari 2023   18:55 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersama turunya hujan, aku coba menyelami perasaan. Terbuat dari apa sebenarnya kesetiaan, masih lengkapkah melakukan ritual menanti menantang kepastian.

Kita telah salah mengartikan gumpalan awan, menyangka mendung adalah akumulasi keresahan, membiarkan angin menerjang bersama kepongahan. Hujan datang, mendung hilang. Lepaskan penat sengkarut persoalan.

Nyatanya? Kita tetap bersitegang, mengaku sebagai paling benar, mengumumkan diri adalah korban ketidakpedulian pasangan. Akan perasaan, tentang perhatian.

Hingga hujan ini reda dan terdiam, hingga kaki dan hati terendam genangan luapan, aku dan engkau tak menemukan jawaban. Padahal hujan akan pergi, februari adalah saat hendak memulai hibernasi. Ini artinya, akankah kita harus saling melukai, menyandera hati dengan prasangka tanpa tepi.

#####

Baganbatu,februari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun