Dari langit sebelah timur, sekelompok manusia bercaping dan bertudung menggempur tanah berlumpur. Menyemai biji, menyabit rumput, merawat nasip. Persis seperti para penjemput takdir, tak melulu menuntut tapi berjuang mengolah sepetak harap. Demi anak cucu kelak.
Dari langit sebelah timur, bocah-bocah lugu berceloteh tentang masa depan. Tak beralas kaki, baju seragam berisi daki. Entah mau jadi apa mereka, hanya belajar dan berangkat sekolah ketika fajar belum lagi berubah bara. Menempuh jalan berliku di antara semak kemajuan zaman, menghirup residu dari pesatnya teknologi pertemanan.
Dari langit sebelah timur, segerombolan orang berpidato siang dan malam. Mengucapkan propaganda tentang kemakmuran, menjanjikan kemajuan jika para pendengar memilih mereka sebagai elit kebangsaan. Siapa mereka? Tidak penting untuk mengenal wajah, karena mereka bisa berubah dalam sekedipan mata.
Dari langit sebelah timur, arah mana hendak dituju mencapai makmur. Setelah sekian waktu memenjarakan umur, mengurung mimpi tentang keadilan tak kunjung rampung.
#####
Baganbatu, januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H