Kepadamu yang memiliki senjata nuklir
Mari duduk bersama dengan pikiran ringan, simpan sejenak tombol pemicu ledakan di bawah bantal, agar tidur malamu nanti di penuhi mimpi seram. Tanggalkan kesombongan, hilangkan sikap jumawa karena merasa mampu menghancurkan dunia.
Sesungguhnya apa yang hendak engkau cari dengan ini semua, mulutmu asyik mengunyah kerupuk, tangan kirimu mempermainkan sendok memukul gelas berulang kali. Ting, ting, ting, bunyi gelas membuat merinding. Sorot matamu jelas menunjukan keangkuhan tak tertanding.
Jika dunia engkau anggap hanya serapuh kerupuk, Engkau salah besar
Jika sikap jumawa hanya untuk menggertak, engkau telah salah sangka
Yang menembak dan di tembak akan musnah
Yang di rusak dan yang merusak semua binasah
Mengapa tidak kita tanam sejuta pohon untuk menambah umur dunia, seribu taman bunga agar generasi mendatang masih bisa mencium harum mawar dan kepak sayap kupu yang beredar, atau kita bertamasya ke pulau Bali sambil bermain layangan di pantai indah.
Kepadamu yang memiliki senjata nuklir
Tidak bisakah kita berpikir sederhana, bahwa kemanusiaan itu di atas segalanya