Kemudian aku tersenyum
Engkau tersenyum
Mereka tertawa
Untuk hal yang berbeda, karena kita bukan satu jiwa satu raga
Kemudian aku tertawa
Engkau tertawa
Mereka juga ikut tertawa
Padahal air mata memenuhi saku kemeja, bekas derita masih melekat dalam ingat dan mimpi malam sebelumnya
Aku tersenyum pahit, engkau mengangguk sedih, mereka tersenyum penuh kemenangan
Merasa kuasa telah menjadi penentu atas segala hajat hidup kekinian
Ironi kemudian tragedi
Bersedih kemudian bernyanyi
Padahal kita dan mereka tak saling mengerti tentang derita ini
Kemudian aku menidurkan anak kecil dengan dongeng kemakmuran
Engkau mendendangkan betapa suci pengorbanan para pahlawan
Mereka mengmandangkan propaganda bahwa semua ini demi kebaikan bersama
Padahal kita terpisah oleh tawa, tangis, dan derita yang tidak pernah mereka alami sebelumnya
Kita akhirnya menangis dan tertawa untuk hal yang berbeda
Kita jelatah, mereka penguasa
Kita menerima perintah, mereka yang membangun titah
#####
Baganbatu, september 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H