Makan di rekam
Jalan-jalan di tayangkan
Baju baru, rumah megah, mobil mewah, sedetik kemudian muncul di media sosial
Sedekah di umumkan
Konflik rumah tangga tetiba muncul di halaman depan
Dari tidur hingga tidur lagi, dari sayang hingga benci, dari yang bahagia hingga sedih, terkumpul dan di obral. Tanpa sungkan, tanpa ragu akan cibiran, tanpa malu apalagi mengedepankan tatakrama pergaulan.
Viral, viral, dan viral. Harapanya menjadi terkenal
Pola pikir sederhana tentang kemajuan zaman, menyederhanakan teknologi menurut keinginan dan kemauan.
Tanpa menimbang kemanfaatan, tanpa peduli akibat yang di timbulkan.
Yang tua lupa usia, yang muda semakin abai batasan etika, yang anak-anak hanya mencontoh kemudian melakukan dengan seksama
Setelah pamer, puaskah hati menjadi pusat pergunjingan
Setelah tersebar di media sosial, bahagiakah jiwa akibat perhatian
Aku ada di sana, istriku ada di sana. anak-cucu juga antri meniru perilaku kekinian
Dengan dalih kebebasan berekspresi, kita melupakan jati diri
Dengan dalih hak azazi, kita mengubur tatakrama dan etika sebagai manusia
Pamer koq di pelihara!
#####
Baganbatu,9 agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H