Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Hari Kemerdekaan [Bagian 5]: Lomba Makan Kerupuk

7 Agustus 2022   07:25 Diperbarui: 7 Agustus 2022   07:37 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kriuk-kriuk bunyi renyah kerupuk

Semua tertawa, semua bergembira

Emak-emak seketika lupa, harga bahan pokok di pasar sering ikutan terbang

Bapak-bapak sedikit bernafas lega, sekedar merehatkan otak memikirkan beratnya hidup keseharian

Anak-anak jangan di tanya, Kriuk kerupuk seperti indahnya masa depan

Murah meriah, tanpa perlu banyak anggaran. Tujuan utama tercapai tanpa banyak debat berkepanjangan

Di kota, di desa, di lorong sempit atau di halaman balai desa. Di tanah keras bekas pondasi rumah, di tanah basah karena selokan lupa di bersihkan warga. Kerupuk di timang pengganti lelah, kerupuk di ikat seumpama cita-cita, kerupuk di gigit seakan ketidak adilan yang pernah melanda, di kunyah dengan tergesa-gesa, agar menjadi pemenang tanpa peduli hadiah.

Bahagia itu sederhana, menyenangkan hati rakyat ternyata perkara mudah, membuat semua bergembira ternyata hanya modal kerupuk maka kegembiraan itu tercipta.

Bukan muluk-muluk yang di inginkan

bukan hadiah besar yang di harapkan

Bukan pasilitas mewah prasarat kemakmuran

Renyah kerupuk menjadi pelajaran, kesederhanaan lomba menjadi pangkal pemikiran

Rakyat ingin kebahagiaan, rakyat ingin jaminan masadepan, rakyat mengharap kepastian tentang sandang, pangan, papan dan sumber penghidupan.

Jika kita tertawa melihat peserta lomba tak mampu memakan kerupuk dan menjadi juara, sesungguhnya kita sedang mentertawakan diri sendiri dan keadaan.

Jika kita memandang kerupuk hanya camilan rakyat kelas pinggiran, sesungguhnya kerupuk tengah menyindir tentang kue pembangunan yang belum mampu merata di rasakan.

Kerupuk rela menjadi korban, kerupuk tengah mengajarkan kedaulatan

Kerupuk rela di tertawakan, kerupuk mengajak kita memikirkan kebajikan

Selamat mengikuti lomba makan kerupuk dan menjadi pemenang

Kerupuk mengabarkan.

#####

Baganbatu, 7 agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun