Kriuk-kriuk bunyi renyah kerupuk
Semua tertawa, semua bergembira
Emak-emak seketika lupa, harga bahan pokok di pasar sering ikutan terbang
Bapak-bapak sedikit bernafas lega, sekedar merehatkan otak memikirkan beratnya hidup keseharian
Anak-anak jangan di tanya, Kriuk kerupuk seperti indahnya masa depan
Murah meriah, tanpa perlu banyak anggaran. Tujuan utama tercapai tanpa banyak debat berkepanjangan
Di kota, di desa, di lorong sempit atau di halaman balai desa. Di tanah keras bekas pondasi rumah, di tanah basah karena selokan lupa di bersihkan warga. Kerupuk di timang pengganti lelah, kerupuk di ikat seumpama cita-cita, kerupuk di gigit seakan ketidak adilan yang pernah melanda, di kunyah dengan tergesa-gesa, agar menjadi pemenang tanpa peduli hadiah.
Bahagia itu sederhana, menyenangkan hati rakyat ternyata perkara mudah, membuat semua bergembira ternyata hanya modal kerupuk maka kegembiraan itu tercipta.
Bukan muluk-muluk yang di inginkan
bukan hadiah besar yang di harapkan
Bukan pasilitas mewah prasarat kemakmuran
Renyah kerupuk menjadi pelajaran, kesederhanaan lomba menjadi pangkal pemikiran
Rakyat ingin kebahagiaan, rakyat ingin jaminan masadepan, rakyat mengharap kepastian tentang sandang, pangan, papan dan sumber penghidupan.
Jika kita tertawa melihat peserta lomba tak mampu memakan kerupuk dan menjadi juara, sesungguhnya kita sedang mentertawakan diri sendiri dan keadaan.
Jika kita memandang kerupuk hanya camilan rakyat kelas pinggiran, sesungguhnya kerupuk tengah menyindir tentang kue pembangunan yang belum mampu merata di rasakan.
Kerupuk rela menjadi korban, kerupuk tengah mengajarkan kedaulatan
Kerupuk rela di tertawakan, kerupuk mengajak kita memikirkan kebajikan
Selamat mengikuti lomba makan kerupuk dan menjadi pemenang
Kerupuk mengabarkan.
#####
Baganbatu, 7 agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H