Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Geragap

27 April 2022   18:18 Diperbarui: 27 April 2022   18:23 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senjaku, ketika pucuk tangis lemah membilas, sunyi kemudian hening menemani duduk bersanding. Tiada kata terucap, mata memerah tertampar tekanan batin.

Meraungku berbisik.

Ratapan hanya sejengkal menyentuh kemudian berakhir.

Yang ku sesalkan bukan airmata, yang ku takutkan bukan kehilangan kemudian kesendirian. Logikaku mengajarkan, kesadaranku menunjukan.

Namun sulit mencampakan kenangan, terasa berat bila perasaan mesti menikam kesayangan.

Lemah ketika harus berhadapan nostalgia.

Terasa enggan ketika jendela hati harus berurusan dengan indah bayangan.

Masa lalu ternyata lebih kejam, tegak lurus menyatakan kenyataan.

Senjaku bisa berdusta, namun aku dan nostalgia adalah nyata.

#####

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun