Di lembah bernama rasa, hiruk-pikuk caci adalah sajadah, terhampar butiran debu halus menyerupai dosa, atau ini hanya kumpulan pengharapan beserta pecahan duka cita.
Hamba mendamba, segala pinta memenuhi halaman kata. "Tuhan, kabulkan pintaku". Setengah memaksa, setengah terpaksa.
Benarkah pikiran telah jernih. Adakah mata air kebajikan telah tergali. Yang terpejam dalam semedi kelakuan, yang terlena ketika kaki dan tangan  berbuat tafakur di keramaian.
Ini hanya awal.
******
Baganbatu, januariÂ
2022
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!