Menerjang bak serdadu menguak kemenangan, mendobrak dan melabrak segala kata indah tentang terang. Cahaya yang berpropaganda, sinar yang terus menancapkan stigma, terang itu kepastian.
Ia membongkar segala sumber cahaya, di lingkungan istana, di kediaman pembesar bermulut busa. Setiap titik cahaya, segala yang memantulkan sinar kesegala arah, ia hancurkan dengan sekali tikam.
Kini saatnya menyambut kegelapan, menyembunyikan tangis dan ratapan yang lama tertahan. Ia menangis, ia menjerit. Airmata menggenangi tiang gelap abadi.
Selamat datang kegelapan, hadirmu menipu tapi lebih jujur tentang sesuatu.
******
Baganbatu, akhir septemberÂ
2021Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H