Usianya masih belia. Tapi lihat kedalam matanya. Ada tank bersliweran di kornea, roket hilir-mudik mengganggu harinya.
Rumahnya roboh tanpa tahu sebabnya. Ayah-ibunya tiada direnggut sengketa. Matanya dipaksa menyaksikan pertumpahan darah. Saudaranya, sahabatnya, tempat bermainya. Satu persatu ditumpas oleh angkara murka.
Jangan tanya apa yang ia simpan di memorinya, jangan dicari apa yang ia  tanam di bawah sadarnya. Perang, kekejaman, ketidak adilan, ketakutan. Semua kisah yang mencekam.
Semua berdalih. Semua mengagungkan ambisi. Perang dijadikan pembenar demi kekuasaan. Siapa peduli dengan tubuh-tubuh ringkih, siapa yang berhak melindungi bocah-bocah lugu meraih mimpi. Bahkan masa depanpun mereka tak pasti.
Kapan penderitaan enyah, kapan kesempatan menata masa depan tercipta.
*****
Baganbatu, mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H