Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hatiku Terpotong Tujuh

3 Mei 2021   06:13 Diperbarui: 3 Mei 2021   14:12 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mengira, secuil hatiku telah porak-poranda. Satu bagian sibuk manisnya dunia, satu bagian lagi tersandera sanjung puja.

Hatiku tak lagi merah. Ada jutaan noda membentuk tameng menolak kebenaran, ada hiasan dusta dan khianat sebagai pendampingnya.

Siang atau malam, saat sedih atau senang, hatiku terpotong tujuh tanpa menyisakan. Entah ke mana bibit keikhlasan, entah di mana tunas kebajikan ku tanam.

Tersangkut media sosial, terpikat oleh hiruk-pikuk ketenaran.

Hatiku entah kapan pulang.

Hatiku entah kapan lapang.

*****

Baganbatu, mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun