Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Senjaku Bercampur Senjamu

4 Maret 2021   18:53 Diperbarui: 4 Maret 2021   19:05 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perangkap senja. Titik-titik cahaya jingga, menyatu kemudian terpisah, menyapa kemudian segera lupa. Ditikam malam, disandera kelam.

Aku yang menyaksikan, aku yang tergugu merindukan. Senja di antara belantara sumpah, indah tersaput rona merah. Wajahmu di cermin bianglala, senyumu mengguyur puncak pusaran rasa.

Senjamu pernah telak menelikung setia. Hanya itu yang ku punya, hanya bingkai bahagia yang ku pinta.

Di saat senja pertama kali jumpa. Indah, benar-benar indah. Di saat senja pula ikatan ini ternoda. Aku yang meragukan senja, aku yang selalu mewaspadai fatamorgana. Kini tewas di antara keduanya.

Senjaku adalah duka di antara puncak gunung kecewa.

Senjamu mungkin ukiran lara. Engkau hujamkan bersama panorama. Hingga aku tak siaga.

*****

Baganbatu, maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun