Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Doa-doa

6 Februari 2021   07:00 Diperbarui: 6 Februari 2021   07:16 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doa-doa beterbangan di langit malam. Serombongan harap cekikikan sebelum final. Udara jadi berat, bekas air mata, kata-kata memelas. Terisak mengharap pinta segera berbuah nyata. Sekejap. Tanpa menunggu lama.

Ribuan rayuan bertengger di puncak penantian, airmata di jadikan sarana mengelabui semesta. Setengah memaksa, setengah mengancam. 

Doa-doa laksana buih berhamburan. Tanpa kesabaran, tanpa penghormatan. Sang peminta mendikte sang maha kuasa. Dalam segalah kepongahan. Sambil menitipkan permintaan.

"Tuhan. Segerahkan pintaku". Dengan kasar mengetuk pintu perbendaharaan.

Doa-doa diakhiri keputusasaan

Doa-doa menyandera kesadaran.

Doa yang terbuang.

*****

Baganbatu, pebruari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun