Baru keluar uang miliaran rupiah, langsung pamer. Beli cemilan mobil mewah, unggahan medsos dibuat gagah.
'Lebay" kata kucing tetangga.
"Belagu" komentar sapi onpong sekenanya.
Pamer koq dipelihara. Emangnya itu tiket bahagia? Jangan-jangan mereka ini makhluk sengsara. Tampilan serba luarbiasa, tapi isinya keropos, kosong, hampa tak berdarah.
Apa yang abadi dari pamer? Hanya kenangan usang tak berbekas tak bermakna. Segera punah ditimpah pamer yang lain, secepat tenggelam di kubangan ambisi. Pamer, pamer, pamer. Bagai deretan pertunjukan tanpa keikhlasan, hanya berharap tepuktangan. Kemudian hilang.
Lihat manusia dahulu kala. Menyumbang untuk kebaikan sesama. Seluruh hartanya, separuhnya, seperempatnya. Tak pernah pamer, tapi di kenang hingga akhir dunia.
Pamer koq di jadikan wabah.
*****
Teluk kuantan, pebruari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H