Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Seekor Semut Hitam dan Sehelai Daun

27 Januari 2021   06:57 Diperbarui: 27 Januari 2021   07:12 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di beranda siang. Semut hitam dengan lilitan perban di kepala, tangan dan kaki terasa kaku, semalaman tak menemukan sesuap nasi.

Di mana-mana air, lumpur dan potongan sampah aneka rupa. Air comberan, air pegunungan, air muara, berkumpul tak tahu hendak ke mana. Seperti nasib semut hitam terpisah dari keluarga, untuk sekian lama. Mungkin selamanya.

Memeluk erat selembar daun yatim-piatu. Tak kenal sebelumnya, tak pernah bersua sejak dahulu kala.

"Wahai daun berhati bersih, mengapa tak engkau ajarkan kepada mereka makhluk berakal tinggi, jangan semena-mena merusak isi bumi".

*****

Baganbatu, januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun