Mata itu. Mata itu begitu jernih tak menyembunyikan sesuatu, ada keluguan setiap kali ia tersipu. Padahal makanan haram selalu ku suapkan, hasil suap patgulipat, menilap jatah orang sekarat hingga semakin megap-megap.
Nak, darahmu telah ku racuni. Bukan mercury atau radiasi, tapi hasil curian uang komisi, di tambah upeti para pemburu proyek menggenapi.
Engkau belum paham
Engkau masih terlalu awam.
Nak, bapak di tangkap KPK. Bapak tidak merasa berbuat salah. Bapak hanya ingin engkau hidup enak, berkecukupan, dan memiliki modal masa depan.
Jika besar nanti, jangan kau sandang nama bapak , kecuali engkau punya alibi. "Bapaku bukan koruptor! Bapaku korban sistem dan politik basi"
Nak, jangan sedih dan mengucilkan diri. Masyarakat kita gampang lupa dengan orang berbuat jahat. Lihat kakekmu sukses di enam pilkada, padahal ia adalah tahanan ke dua ratus di KPK.
Nak, jangan lupa berikan sedekah penghilang memori, lambat laun engkau akan paham apa yang harus di tepati dan di hianati.
*****
Bagan batu, desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H