Jika penampilan telah di agungkan, atribut kemewahan memahkotai kepribadian, sesungguhnya tangga pertama kehancuran telah menjelang.
Kata-kata manis bak berenang di lautan madu, membolak-balik kata rantingnya menipu. Ucapkanlah selamat datang pada kepalsuan, menyongsong zaman gelap peradaban.
Wajah di permak bak dinding membisu, mana mungkin menerima nasihat terasa ngilu.
Di jalanan, di perkantoran, di gedung megah dengan segala pongah sebagai kudapan, raga-raga sempurna bermain sandiwara. Di lawar kaca, di atas mimbar khutba, di kendaraan politik semakin merajalela, jiwa-jiwa yang cacat  menampilkan kesempurnaan kepalsuan.
Jika raga panutanya, jika penampilan sebagai penguasa, jika atribut kesucian sebagai pemakna, sesungguhnya telah hilang nilai manusia yang sempurna.
Raga telah di poles sebegitu rupa, bicara telah di eja menggunakan tipu daya. Adakah jiwa telah tertinggal di selokan? Berharap tiada yang mampu menembus kebusukan.
*****
Bagan batu, desember 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI