Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sempurna Raga, Cacat di Jiwa

5 Desember 2020   06:15 Diperbarui: 5 Desember 2020   06:27 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika penampilan telah di agungkan, atribut kemewahan memahkotai kepribadian, sesungguhnya tangga pertama kehancuran telah menjelang.

Kata-kata manis bak berenang di lautan madu, membolak-balik kata rantingnya menipu. Ucapkanlah selamat datang pada kepalsuan, menyongsong zaman gelap peradaban.

Wajah di permak bak dinding membisu, mana mungkin menerima nasihat terasa ngilu.

Di jalanan, di perkantoran, di gedung megah dengan segala pongah sebagai kudapan, raga-raga sempurna bermain sandiwara. Di lawar kaca, di atas mimbar khutba, di kendaraan politik semakin merajalela, jiwa-jiwa yang cacat  menampilkan kesempurnaan kepalsuan.

Jika raga panutanya, jika penampilan sebagai penguasa, jika atribut kesucian sebagai pemakna, sesungguhnya telah hilang nilai manusia yang sempurna.

Raga telah di poles sebegitu rupa, bicara telah di eja menggunakan tipu daya. Adakah jiwa telah tertinggal di selokan? Berharap tiada yang mampu menembus kebusukan.

*****

Bagan batu, desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun