Entahlah! Dari ribuan kilometer perjalanan jiwa, menyusuri batas nalar dan terkaman peristiwa. Melompat dari satu kubangan derita, hingga terjebak dalam lubang hitam nostalgia, menabrak pembatas waktu hingga terlupa di titik mana kini berada.
Engkau menangis.
Engkau menggugat takdir.
Engkau meratapi sang maha tiada akhir.
Engkau menyesali terlahir dalam bingkai derita tak berkesudahan.
Di titik ini. Di antara kelebat masa lalu yang terus mengucurkan air mata bersumber perih yang terluka, dari desingan mimpi buruk setiap kali kelopak mata hendak memanjahkan lelah, ribuan bayangan dosa dan perilaku masa lalu tak jua menjauh. Walau sekejap.Â
Sampai kapan! Tanyamu ketika embun mulai membasahi ujung penglihatan.
****
Baganbatu, 11 oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H