Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Perempuan di Bawah Hujan Salju

4 Mei 2020   20:38 Diperbarui: 4 Mei 2020   21:13 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beku! Segumpal hati lebih dahulu membeku, tiap ruang penyimpan memori menutup tirai sekeras batu. Bukan dingin menikam ingin, bukan salju pembunuh haru, dingin hanya permainan musim, salju hanya pertanda bahwa kehidupan telah berganti. Hari ini atau sebentar lagi.

Lima derajat di bawah nol. Langkah kaki bertalu-talu memukul permukaan hati, bertubi-tubi rasa perih mendatangi, mengitari luka yang beku oleh darah bercampur salju.perih itu lebih putih dari gumpalan salju, berkilau melenakan pada awal perbuatan, menyisihkan racun ketika kisah hampir mendekati akhir.

Ini musim salju yang kesekian kali dalam hidupnya, udara dingin telah mengenali ciri duka yang ia derita. Dari musim ke musim, dari hangat ke dingin, perempuan itu hanya menundukan muka merapikan duka.

Bagan batu, mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun