Kita pernah melewati ribuan bencana. Jutaan prahara, miliaran duka cita. Jejak-jejak yang terlewati penuh batu nisan, relief kepedihan terpampang di dinding bangunan, monumen menjulang menandakan lautan air mata pernah tergenang. Ingatkah engkau.
Kini kesedihan berulang, derai air mata kembali membayang. Bukankah ini kisah dari cerita yang sama? Entah episode keberapa dari lakon suratan jiwa. Skenario agung berbentuk tangis dan tawa, air mata dan senyum bahagia. Ingatkah engkau.
Engkau tertunduk lesu di bayang-bayang masa lalu, engkau menangis pilu tatkala lakonmu mengharu biru. Bukankah dialog dengan kenangan telah engkau lakukan? Bukankah mimpi tentang kegelapan telah engkau lukiskan.
Mengapa harus rapuh?
Mengapa jiwa menjadi layu?
Engkau pernah melalui, engkau pernah mengakui, engkau pernah mewanti-wanti. Inilah kelanjutan kisah yang terpenggal di efisode kehidupan.
Ingatkah engkau?
Bagan batu, mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H