Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ingatkah Engkau

4 Mei 2020   09:10 Diperbarui: 4 Mei 2020   09:25 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita pernah melewati ribuan bencana. Jutaan prahara, miliaran duka cita. Jejak-jejak yang terlewati penuh batu nisan, relief kepedihan terpampang di dinding bangunan, monumen menjulang menandakan lautan air mata pernah tergenang. Ingatkah engkau.

Kini kesedihan berulang, derai air mata kembali membayang. Bukankah ini kisah dari cerita yang sama? Entah episode keberapa dari lakon suratan jiwa. Skenario agung berbentuk tangis dan tawa, air mata dan senyum bahagia. Ingatkah engkau.

Engkau tertunduk lesu di bayang-bayang masa lalu, engkau menangis pilu tatkala lakonmu mengharu biru. Bukankah dialog dengan kenangan telah engkau lakukan? Bukankah mimpi tentang kegelapan telah engkau lukiskan.

Mengapa harus rapuh?

Mengapa jiwa menjadi layu?

Engkau pernah melalui, engkau pernah mengakui, engkau pernah mewanti-wanti. Inilah kelanjutan kisah yang terpenggal di efisode kehidupan.

Ingatkah engkau?

Bagan batu, mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun