Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Malam Bertabur Matahari

28 April 2020   06:24 Diperbarui: 28 April 2020   06:49 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke mana gelap akan bersembunyi, sebuah anomali yang akan menyakitkan hati, malam tanpa gelap menguasai, malam tanpa rembulan memeperbutkan tahtah tertinggi. Barisan bintang terusir dari kursi dan permadani, menyingkir sejauh tak mendengar teriakan benci.

Alunan doa melayang di udara, jutaan tangan tengadah berisi pinta. "Tuhan, kirimkan untuku kebahagiaan hakiki, yang tak berpangkal dan berujung sama sekali." Air mata di hamparkan menenggelamkan malam, kehusyukan yang entah kapan datang kini menjadi teman.

Matahari ada di mana-mana. Di kolong jembatan hingga di apartemen mewah, di puncak gedung hingga di bawah samudera. Cahaya saling tumpang tindih memenuhi langit-langit suara, seperti musim bunga sakura yang sementara, setelah itu kembali tiada. Musnah.

Bagan batu, April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun