Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Luka Derita Sang Matahari

16 April 2020   20:22 Diperbarui: 16 April 2020   20:23 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi permulaan perjalanan, hening sepi tertinggal di ranting dahan, dua tetes embun memeluk hijau daun enggan melihat perpisahan. Matahari telah siuman dari mimpi malam, menyibakan tabir cakrawala bentangan semesta

Luka itu bagai badai corona, kutub terdalam lingkaran panas hendak menghanguskan. Sesuai sabda alam, matahari adalah pelayan cinta kesejatian. Tanpanya, musnah segala yang ada. Hanya menanti titah sang maha penguasa. Hancurlah dunia dan fatamorgana.

Tangisan embun beban terberat matahari, ratapan gersang mengiris perasaan cipratan energi tak bertepi. Sendiri menyaksikan, sendiri dalam perjalanan. Duka ywng sulit di mengerti.

Bagan batu, April 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun