Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Prosopagnosia

8 April 2020   06:57 Diperbarui: 8 April 2020   07:11 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabut tipis penghalang jernih. Titik jauh titik dekat berubah setiap kali. Garis wajah lekuk damba menguar seiring warna, hitam berkelindan membias fatamorgana, merah jingga berubah pucat seketika.

Melupakanmu!

Seperti gugusan gelap menyelimuti, mengenal dan melupakanmu seumpama waktu silih berganti. Senyum manis membaur bersama air mata, wajah duka bercerita tapi terlupa entah di mana. Pernahkah kita bersama? Tanya batinku mengurai pendar cahaya. Seprtinya nostalgia itu benar-benar ada.

Maafkan aku.

Bukan maksudku. Tapi tiada dayaku. Ujung jari tanganku tertinggal wangi lembut lesung pipitmu. Siapa engkau? Bukan meragukan kesetiaanmu, telah hilang kenangan wajahmu di gulungan memori   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun