Jika diri terkurung dalam ruang isolasi
Denyut nadi di tanya tentang situasi
Sendiri menatap langit malam tanpa bintang
Berbicara seakan suara tidak ada yang mendengar
Pintu-pintu terkunci
Jiwa-jiwa terkurung pandemi
Semua wajah murung menanti kapan hari berganti
Engkau mungkin frustasi menghadapi gelap sendiri
Aku memahami apa yang engkau butuhkan
Aku tidak mampu sekedar mengulurkan tangan
Ketakutan seringkali datang dengan cepat menghantui
Menciptakan horor murahan bersama sepi
Terkunci dan sendiri
Bersama tapi tidak bisa saling berbagi
Jika bukan engkau menguatkan  tekadmu, mustahil pucuk melati menjadi jalan putih. Aku dan engkau hanya lakon, kita dan mereka memiliki cerita berbeda. Drama panjang yang melelahkan, kisah romantis penuh manis janji di tancapkan
Setelah ini masih ada lakon baru, berisi kisah teladan tentang manusia berhati lapang. Bersama kesulitan menyertai kemudahan, dibalik tebing terjal, terhampar tanah landai menandai harapan
Jika engkau tetap hidup, mungkin aku menginginkan menjadi pejuang. Terkorban demi menyelamatkan, walau itu hanya selembar sayap kecil capung yang kebingungan
Bagan batu 24 maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H