Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Wanita Itu

12 Maret 2020   07:02 Diperbarui: 12 Maret 2020   07:31 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wanita itu memanggilku "sayang." Sebuah kata bermakna seluas cakrawala. sebuah kata yang mampu mewakili perasaan semesta. Wanita itu hanya berbicara dalam satu bahasa, cinta. selebihnya hanya setia, sesudahnya memasrahkan sebentuk hati untuk di pelihara. bukan untuk saat ini, tapi selamanya.

Wanita itu tersenyum manis kepadaku. cahaya gemerlap terpancar dari kehalusan budi pekerti, menimbulkan keteguhan yang membentengi hati nurani. Wanita itu hanya tersenyum untuku. tidak ada lelaki lain pernah menikmati manis senyumnya, tidak ada jiwa di kolong langit seberuntung diriku

Wanita itu hanya mengenal satu nama di benaknya, dan itu adalah namaku. setiap huruf yang di eja, setiap lafaz doa yang membasahi bibirnya, ada namaku yang di utamakan bersamanya. 

Itulah wanitaku. Sebentuk emas mutiara penerang gelapku dalam kehidupan, penopang dan pembilas lara di saat jiwaku limbung di hantam prahara. dua puluh empat jam ia mengisi ruang-ruang jiwa, tuju hari dalam sepekan ia mengorbankan segalanya demi mahligai yang indah. berkah yang tak terkira, anugerah terindah yang pernah di impikan manusia. dan aku beruntung telah memilikinya

NB: DI NUKIL DARI KUMPULAN PUISI "SATU WANITAKU"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun