Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aib

4 Maret 2020   07:43 Diperbarui: 4 Maret 2020   07:36 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba kotaku mati. Matahari berkirim surat tidak akan hadir lagi, lampu taman semakin redup memancarkan sinar, rerumputan sesekali berbisik lirih dalam kebingungan. "apakah ini akhir kehidupan?" terisak bunga mawar kebingungan menyebarkan aroma kedukaan.

Manusia berjalan sambil mengeringkan isi kepala, otak mendidih coba mencerna apa yang terjadi. Di simpang lampu merah, tanda berhenti dan tanda berjalan lagi hanya simbol yang tak lagi di mengerti. " Inikah pertanda otak manusia telah binasa?"

Lelaki-lelaki perkasa seketika layu bak daun di santap ulat, wanita-wanita jelita berubah bak boneka kayu yang kaku menunggu titah. Wajah-wajah beku menghias layar kaca, bercerita dengan nada gagap dan intonasi rumit luar biasa. Tidak ada pendengar, tak menemukan yang sudi menyaksikan

Semua kebingungan menemukan jalan pulang, berputar-putar di antara teori dan pencitraan diri, terombang-ambing menemukan kenyataan jiwa telah tersandera kepanikan. Kecerdasan tak lagi berarti, kemampuan menganalisa buntu memecahkan akar masalah

Tiba-tiba ku temukan diriku di antara peti mati, tumpang-tindih mengurung hati nurani hingga mati perlahan. Jangan tanya tentang jalan keluar, jangan sodorkan tanya tentang peluang. Di sini, kotaku telah di bungkus plastik transparan

Bagan batu, pagi yang mencekam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun