Tikaman hianat menusuk jiwa, engkau menggelepar kering di samudera kecewa, tenggelam dalam kepedihan ombak penyesalan. Ah teramat panjang derita mesti engkau tanggungkan, terasa kiamat kehidupan engkau rasakan
Tonggak tempatmu tegak telah patah, daun kemuning alas membaringkan hati telah kering, bertubi-tubi petir berapi menghanguskan mimpi. Terasa mendaki jalan pulang mesti engkau lalui, penuh onak duri melukai langkah hingga merintih
Mungkin kini engkau merasa sendiri di tabir bayangan, merawat luka di pangkuan hayalan, atau engkau berharap semua hanya mimpi, berharap segera terjaga tapi pedih masih mengikuti
Bagan batu di awal hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H