Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Seumpama

29 November 2019   06:48 Diperbarui: 29 November 2019   10:10 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tikaman hianat menusuk jiwa, engkau menggelepar kering di samudera kecewa, tenggelam dalam kepedihan ombak penyesalan. Ah teramat panjang derita mesti engkau tanggungkan, terasa kiamat kehidupan engkau rasakan

Tonggak tempatmu tegak telah patah, daun kemuning alas membaringkan hati telah kering, bertubi-tubi petir berapi menghanguskan mimpi. Terasa mendaki jalan pulang mesti engkau lalui, penuh onak duri melukai langkah hingga merintih

Mungkin kini engkau merasa sendiri di tabir bayangan, merawat luka di pangkuan hayalan, atau engkau berharap semua hanya mimpi, berharap segera terjaga tapi pedih masih mengikuti

Bagan batu di awal hari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun