Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saya Beragama Islam, Tetap Mendahulukan Meminta Maaf dan Mengutamakan Memberi Maaf

31 Agustus 2019   15:57 Diperbarui: 31 Agustus 2019   16:03 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : dok pribadi/ps express

Sebagai seorang pemeluk agama islam yang sedang berusaha mengamalkan nila-nilai islam dalam kehidupan,saya menyadari pasti banyak kesalahan dan kekurangan dalam menerapkan aqidah islam baik bagi diri sendiri,maupun keluarga.

Apa yang saya pahami dari islam adalah agama yang menjunjung tinggi penghormatan bagi seluruh ciptaan tuhan di muka bumi.maka tepatlah bila islam di katakan sebagai agama rahmatan lil alamin.

Adab dan etika sangat di utamakan.akhlak adalah hal kunci yang sangat di perhatikan.itulah islam yang saya fahami,dan itulah islam yang saya pedomani.memberi rahmat dan kebaikan di manapun,kapanpun,dengan siapapun.

Meminta maaf

Ilustrasi : dok pribadi/ps express
Ilustrasi : dok pribadi/ps express

Siapa manusia yang tak pernah salah?siapa manusia yang tak pernah lupa.masing-masing kita pernah melakukan kesalahan,baik di sengaja ataupun tidak.tentu kadar kesalahan kita sesuai dengan kemampuan kita dalam memahami arti kehidupan di dunia ini.

Tiap kesalahan kita yang langsung dengan perintah ALLAH,asal kita bersunggu-sunggu bertobat,maka ampunan ALLAH adalah seluas alam semesta.sebesar apapun kesalahan itu,ALLAH pasti akan mengampuni.

Tapi bila kesalahan yang kita lakukan berurusan dan bersangkutan dengan manusia lainya,maka meminta maaf adalah hal yang pertama mesti kita lakukan.

Bukankah hal pertama tanda kita bersunggu-sungguh bertobat adalah mau mengakui kesalahan itu,berjanji tidak akan mengulangi,dan yang terpenting mau meminta maaf (bila urusanya dengan sesama manusi),kemudian bertobat memohon ampunan kepada ALLAH.

Tapi penomena di zaman sekarang adalah,permintaan maaf itu di anggap menghinakan diri,meminta maaf itu di anggap kuno,dan yang paling menyedihkan adalah menganggap diri sudah benar,sudah sempurna,maka meminta maaf bagaikan sebuah aib bagi hidupnya.

Saya pribadi dalam segala hal akan mendahulukan meminta maaf bila di rasa ada sesuatu yang bisa menyinggung dan melukai hati orang lain.karena siapa yang bisa menjamin ucapan dan tinglah laku kita sudah benar 100%?

Maka bagi saya pribadi,meminta maaf itu bukan hanya bila sudah terjadi suatu kesalahan yang menyinggung perasaan orang lain,tapi permintaan maaf adalah pedoman dan rambu-rambu untuk berhati-hati dalam berucap,bersikap,dan bertindak dalam kehidupan.

Memberi maaf

Ilustrasi : dok pribadi/ps express
Ilustrasi : dok pribadi/ps express

Dengan menyadari bahwa setiap kita adalah makhluk yang selalu beriringan dengan salah dan lupa,maka kita harus menyadari satu hal.bila kita sering berbuat salah dan lupa, maka begitu pula dengan orang lain.bila kita sering lalai dan alpa,maka orang lain begitu pula.

Betapapun sakitnya di hati, walau begitu perihnya tikaman kata-kata yang pernah orang lain ucapkan,tapi bila mereka datang meminta maaf,maka kita mesti memberi mereka kata maaf.

Tentu tidak mudah melupakan sakit hati,apalagi bila ucapapan dan kelakuan mereka sudah keterlaluan selama ini. tapi bukankah kitapun suatu saat bisa juga berbuat kesalahan seperti mereka,bahkan mungkin lebih bejat dan keji yang kita lakukan.

Di samping menunjukan budi pekerti yang tinggi,kelapangan dada yang luar biasa,memberi maaf adalah tanda kita sedang menuju jalan yang lurus menuju ridha Ilahi.

Itulah sedikit pemahaman saya tentang islam yang tidak seberapa, maka ketika saya memohon maaf karena terlambat membalas komentar anda di kompasiana,atau meminta maaf karena tidak bisa berkunjung kelaman artikel anda, sesungguhnya itu adalah cara saya menjalankan dan menerapkan ajaran agama islam.

Salam maaf-memaafkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun