Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Rahasia Tetap Semangat Menulis Walau Sepi Pembaca

30 Agustus 2019   15:54 Diperbarui: 30 Agustus 2019   15:53 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis itu bukan sekedar merangkai hurup hingga bisa memunculkan makna.tapi menulis itu adalah tempat menumpahkan segala kemampuan jasmani dan ruhani untuk mengolah akal budi menjadi sesuatu yang bisa berarti,baik bagi diri sendiri maupun orang lain

Setidaknya itu yang saya pahami dan pedomani selama ikut meramaikan dunia kepenulisan yang pasti telah memunculkan penulis-penulis hebat di setiap masa dan generasi.

Menulis sebagai bagian dari campur tangan jiwa dan perasaan,emosi dan nalar,pengetahuan dan kearifan,membuat siapapun yang terjun ke bidang ini pasti akan merasakan aneka sensasi yang bersentuhan langsung dengan kejiwaan.

Tulisan di anggap bagus oleh orang lain, kita terpacu semangatnya untuk menciptakan tulisan lagi.tulisan kita di hina,di remehkan oleh orang lain,kadang kita langsung putus asa dan mandeg. semua ide dan inspirasi yang sebelumnya seperti berjejalan penuh di kepala,bisa hilang seketika.

Akhirnya kita seperti tergantung dengan penilaian orang lain,akhirnya memunculkan lingkaran setan kepenenulisan.banyak pembaca rajin menulis,sepi pembaca anjlok semangatnya untuk menulis.menulis akhirnya menjadi ritual untuk lebih mendapatkan pengakuan dari orang lain,daripada menggali potensi yang bisa di munculkan dari kualitas diri sendiri

Menulis tapi sepi pembaca

Ilustrasi pixabay.com
Ilustrasi pixabay.com

Banyak dari kita yang merasa bangga bila hasil karya yang kita hasilkan dbaca oleh banyak orang,dan ini adalah hal yang wajar.tapi banyak pula di antara kita yang patah arang ketika melihat artikel yang di tulis dengan susah payah hanya di intip oleh belasan pembaca.

Apakah kita harus berhenti menulis karena karya tulisan kita sepi dari pembaca? Tentu saja tidak.ada tidak ada pembaca,semangat menulis harus tetap di kobarkan.bahkan seandainya tulisan kita tak satupun yang menarik minat orang untuk membacanya,semangat untuk menghasilkan karya harus tetap menyala.

Kuncinya hanya satu,ikhlas harus hadir ketika kita mulai menulis,ikhlas harus mengiringi selama kita dalam proses menulis,dan iklas harus tetap nyata ketika hasil kerja keras kita di unggah atau di sebarkan untuk khalayak luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun