Pada akhirnya kita akan menua bersama, seiring perjalanan waktu silih berganti, sambung menyambung merenggut itu pasti. Wajah ayu perlahan mulai layu, kerutan tak terhindar hadir di setiap jengkal, begitulah kata cermin, tak berdusta ketika di tanya
Tapi bagiku engkau masih sama seperti ketika kisah ini bermula, cantik tetap kan cantik selamanya, senyum manis tetap menghias walau telah di makan usia. Akupun tak sedang berdusta, akupun tak sedang bermain kata. Hati ini yang berbicara, dua mata ini terang menyaksikanya
Yang tak pernah berubah adalah cintanya, menjalari seluruh urat nadi untuk menjaga, mengirimkan getar yang tak pernah berubah. Dua puluh lima tahun, empat puluh lima tahun, bahkan hingga bilangan tahun jemu menjawab tanyamu, engkau tetap yang tercantik seperti dulu
Dunia boleh merasa tua, bintang-bintang mungkin  sudah mulai lelah. Tapi rasa ini masih tetap sama, tak berubah di perjalanan masa, tak kan berbeda di permainkan suasana. Engkau tetap cantik di rengkuhan jiwa, jadi yang terindah di sepanjang masa
Bagan batu 23 agustus 2019
#kumpulan puisi "satu wanitaku"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI