Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bumi Menjerit di Ketukan Sang Waktu

8 Agustus 2019   13:10 Diperbarui: 8 Agustus 2019   13:17 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bumi rengkah diterjang gairah siang yang membara, ciptakan guratan luka yang tak sembuh hingga penghujung malam tiba. Kisah-kisah peradaban menyeruak dalam setiap peristiwa, seakan ini adalah bukti kedzoliman manusia bernyawa

Ranting-ranting mahoni tak mau lagi bernyanyi, hanya semilir angin hilir mudik mengunjungi sepi. ketika tinta pena segera mengering, ketika tangisan terdengar riuh dan lebih nyaring

Tanah gersang sembunyikan tangis hingga gelap menjelang, selimuti harapan dengan membagikan mimpi tanpa kenyataan. Setiap kita hentakan kaki memulai langkah, ada ribuan tanya yang tak muda dijawab

Bagan batu 8 agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun