Dik, maafkanlah diriku. Bila setangkai mawar yang ku persembahkan, telah layu sebelum engkau pandang. Mungkin ia rendah diri melihat cantikmu, atau ia menyadari betapa anggun budi pekertimu. Itulah yakinku
Dik,kan ku petik ulang setangkai mawar dari seberang lautan, kan ku bawa terbang melintasi awan. Tapi ku takut ia akan menggigil kedinginan,kemudian layu merana bila engkau telah berhadapan. Senyumu lebih indah dari segala bunga, wajahmu bercahaya mengalahkan bidadari syurga. Itu yang ku rasa
Jalan setapak telah hapal langkah kaki, onak berduri menyingkir jauh tak sudi merintangi. Ketika jejak bahagiamu ku bawa serta menapaki bumi, alam bersuka ria nyanyikan aneka puja. Ini nyata adanya
Dik, maafkanlah diriku. Bila hingga hari ini belum sempurna beri sayang padamu, bahkan setangkai mawarpun belum sanggup ku persembahkan. Dik, ini puisiku. Kan ku ikat di barisan mawar, agar kelopaknya tak gentar ketika aura ayumu menghantar. Setidaknya, inilah tanda setiaku
Bagan batu 5 agustus 2019
#kumpulan puisi "satu wanitaku#
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI