Barisan waktu menungguku di balik pintu, mengetuk dinding hatiku tanpa pernah jemu, siang dan malam adalah persinggahan, panas dan hujan bagai jembatan untuk bertahan. Tiada kata lelah di sana, tiada kata bosan bersamanya
Aku berjalan melingkari cakrawala, mendaki gunung-gunung yang menjulang tinggi, menyelami dasar samudera yang hampir pasti tak bertepi. Jiwa kadang memaksa berlari menunggangi asa, berkelebat cepat mendahului masa, bahkan tak jarang raga tertinggal di bale-bale kamar
Mungkin ini bagian dari takdir,berjalan atau berlari tapi tujuan semakin mendekati, silih berganti aneka persinggahan terlewati, bahkan ribuan tempat yang sunyi di lalui. Sulit untuk di hayalkan tanpa menoleh kenyataan, sulit di ungkapkan walau itu meminjam aneka perkataan
Bila takdir dan waktu tlah di tentukan, bila garis tangan kehidupan telah menunjukan, adakah cela untuk merubah, adakah hakikat yang bisa di kalahkan dengan impian. Berjalan atau merangkak kan tetap sampai tujuan, diam atau bicara kan tetap menanggung akibatnya
Bagan batu 12 juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H