Ketika serangga malam sejenak menyandarkan lelah, mengumpulkan mimpi bekal peraduan hingga pagi, di tikungan jalan tempat kumpulan bunga sedap malam bersolek diri, harum hawa keindahan, semerbak mewangi di tarikan angin yang kasmaran
Aku mengenangmu lewat rembulan yang pucat mulai memudar, sedingin hati yang diterpa tusukan malam yang melukai, berdiri tergagap menyambut semburat dini hari. Dari balik tirai kehidupan yang menyungkup alam, aku tertegun dalam diam
Di perbatasan malam dan dini hari, ketika barisan embun mulai menghiasi, hendak ku lupakan tentang dirimu, hendak ku benamkan kenangan itu. Tapi tangan tak mampu mencabut memori dari hati, lidah terasa kelu ketika menyebut namamu
Bukan mengakhiri yang berat bila terjadi, bukan melupakan yang tak bisa aku tunaikan, tapi malam dan dini hari seakan mengajarkan, kenangan adalah bagian dari hati, kerinduan adalah mainan perasaan. Bila kenangan dan kerinduan tercampakan, sanggupkah hidup dengan serpihan hati
Bagan batu 24 juni 2019