Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Menua bersama, Seindah Langit Senja

11 Juni 2019   06:10 Diperbarui: 11 Juni 2019   06:33 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahan-dahan cemara bergetar tapi berbinar, bunga-bunga tersenyum manis di kulum. Kita tlah melalui banyak peristiwa, kita tlah melangkah dari jebakan masa. Berjalan beriringan, berpegangan tangan kala gelombang datang menghantam

Mungkin senja ini adalah yang ribuan kali, menjadi saksi dari janji yang slalu terpatri, menjadi penengah atas sumpah slalu setia. Engkau dan aku akhirnya menua bersama, dalam kerimbunan bahagia, di iringi gemericik air yang memuja

Trimakasih atas kesetiaanmu, trimakasih atas segala pengorbananmu. Kita semakin renta, tubuh kita semakin lemah. Tapi hati kita tetap sama, tapi bahagia kita tetap terjaga. Seperti pertama kita berjumpa, mengucap janji untuk saling setia, begitula hendaknya kita meng-akhirinya

Engkau dan aku semakin menua, tapi senja terasa semakin indah. Bila tuhan nanti memisahkan jalinan ini, kita kan tetap tersenyum, kita kan bangga melambaikan tangan, karena senja merona bahagia, karna kita tlah membuktikanya, menua bersama seindah langit senja

Bagan batu 11 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun