Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menanti Maaf yang Sesungguhnya

4 Juni 2019   22:49 Diperbarui: 4 Juni 2019   23:02 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok pribadi/ps express

Ketika terkunci hari oleh sekian banyak kesalahan, ribuan kata yang pernah membuat luka hingga berdarah, aneka fitnah bagaikan hujan meteor memporak-porandakan bangunan kepercayaan

Hari ini,saat ini,di keheningan pagi tatkala mentaripun menyapu segenap kedengkian yang tersembunyi, aku menantimu,aku menunggumu. Satu kata maaf yang engkau ucapkan, jutaan keikhlasan untuk merelakan

Maafmu bagaikan gemericik air pegunungan yang menyegarkan, membilas segala kegersangan dari kemarau panjang, tumbuhkan kembali benih benih damai yang sempat padam. Maafkan segalah salahku, maafkan segala dengkiku

Bagan batu 4 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun