Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Benci yang Tak Mau Pergi

3 Juni 2019   12:41 Diperbarui: 3 Juni 2019   12:51 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok pribadi/ps express

Mengapa rasa benci tak mau pergi, padahal ramadhan sudah di ujung perjalanan. Ternyata benci bersembunyi di laci hati, menyelinap di jubah ibadah, bersembunyi diam di kepongahan nurani

Bagaimana hendak menyambut pesona syawal, bila segala kemewahan lebih di dewakan. Benci menemukan lahan menanam saham, bersama riya kini benci bergandengan tangan

Sebulan menahan lapar,tapi kebencian semakin menghujam. Siang malam menyebut nama tuhan, tapi benci seakan di manjakan. Adakah ramadhan hanya kita sambut dengan kepura-puraan, mungkinkah ibadah hanya jadi pertunjukan citra diri belaka

Kini benci dan riya berpesta pora, merayakan kemenangan menunggangi manusia. Kita mengaku sebagai pemenang, padahal diri kita hanya pecundang. Benci yang tak mau pergi, pertanda kita ummat yang merugi

Bagan batu 3 juni 1019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun