Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelaki Muda Sekarat dengan Segenggam Puisi di Tanganya

1 Juni 2019   09:07 Diperbarui: 1 Juni 2019   09:15 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki muda dengan mata menatap langit,  sekarat menyendiri di pelupuk senja, tanganya erat menggengam sebait puisi, yang belum sempurna dengan titik dan koma. Seperti perjalanan mimpinya yang terhenti seketika, terhempas sunyi ketika harapan mulai menikamnya

Lelaki muda yang belum purna mengeja makna, memberi warna pada sketsa yang hendak di anggitnya. Menuangkan satu bait terakhirpun ia tak kuasa, ketika ribuan pelayat duka menanti di ujung senja

Hanya tatapan mata berikan sekedar ucapan selamat tinggal, mengiringi deru napas mengalir tapi tak lagi menghidupkan. Lelaki muda musti sekarat dalam kubangan diksi, bertemankan bait bait terakhir, yang tak tahu apakah masih bermakna ataukah telah ikut mati

lelaki muda yang tak sempat meletakan titik dan koma, konon pula hendak ucapkan selamat tinggal untuk kekasih tercintanya

Bagan batu 1 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun