Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | An-Nafs Al-Muthma-innah

31 Mei 2019   07:06 Diperbarui: 31 Mei 2019   07:18 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tenggelam di samudera cahaya, yang lebih menyejukan dari yang paling menyejukan, di ayun gemericik keteduhan yang melampaui segala keteduhan. Jiwa menemukan kesejatian paling sejati, jiwa jiwa kembali kepada sang pemegang segala kemuliyaan yang hakiki

Luapan amarah sudah tiada guna. Kecemasan, kegelisahan, tak mampu memadamkan cinta sejati. Percik sejuk keindahan yang tak mampu terurai akal pikiran, menyelami segala keagungan nan abadi

Ribuan tahun terasa bagai sehari, tenggelam segala sanubari mencicipi nikmat tak bertepi. Tiada butuh segala keindahan pernik dunia, ketika hamparan karunia nikmatNYA menyelimuti jiwa ini. Selamanya, bahkan sepanjang rahmatNYA

Bagan batu 31 mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun