Keberuntungan dalam hidup memang tidak di sangka sangka.setelah punya istri cantik nan jelita,pintar masak dan pandai mengatur urusan rumah tangga,sekarang punya anak perempuan yang mulai remaja yang pandai pula urusan masak memasak.
Buah apel jatuh tidak akan jauh dari pohonya.
mungkin seperti itulah gambaran yang tepat dengan kondisi keluarga saya.dulu semenjak rumah tangga,istri tiap hari pasti membuat aneka kue tradisional untuk sarapan pagi dan camilan.sekarang gantian anak gadisku yang turun ke dapur mengganti peran ibunya.
Selama dua minggu ramadhan ini,dua orang anak gadisku yang kebetulan libur sekolah,tiap hari sibuk mengolah aneka resep untuk buka puasa.saya memang tidak terlalu suka membeli makanan untuk berbuka,rasanya lebih nikmat makan hasil olahan istri tercinta atau sekarang anak tersayang yang membuatnya.
Kue lebaran buatan sendiri
Kebetulan dua minggu sebelum lebaran ini anak anak sudah libur sekolah.Khairuunissa sang kakak yang pelajar di sebuah pesantren kelas 3 MTS tahun ini,dan sang adik Uswahtun hasanah kls 5 ibtidaiyah,bagai duet maut ketika di dapur.aneka resep di coba,aneka jenis kue berusaha di olahnya.
Pokonya selama seminggu ini,setiap habis berbuka puasa  maka kue buatan kedua anak gadisku ini mulai di nikmati (padahal rencananya untuk lebaran).siang di olah,malam hari sudah hampir habis.dan rasanya,maknyusss.
Ada rasa nikmat yang luar biasa ketika menikmati hasil olahan anak sendiri,seperti ada rasa bangga,rasa cinta,rasa sayang di setiap sajian yang terhidang.lain pokoknya dengan yang di beli di pasaran.pokonya spesial.