Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Serpihan Hati di Balik Kepingan Sedih

25 Mei 2019   08:39 Diperbarui: 25 Mei 2019   08:43 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan perkara muda mengais serpihan serpihan hati, ketika puing puing kesedihan masih terbakar. Sulit untuk di lakukan, desing peluru dan aroma mesiu masih menghiasi langit langit malam

Tapi kita mesti melakukan, merayap di setiap jengkal tanah tergenang darah bertumpahan, mengumpulkan serpihan hati dan membingkainya dengan kasih sayang. Kau,aku,harus berjalan perlahan, agar derap langkah kaki tak lagi membangkitkan permusuhan

Menyirami jejak jejak pertikaian, menanam kembali bunga bunga taman perdamaian, tak mungkin ku lakukan sendiri, tak mungkin ku lakukan sehari. Aku butuh sapamu, aku butuh uluran tanganmu

Hari ini harus kita tuntaskan, agar esok pagi ketika orang orang terbangun dari tidur yang sebentar, mereka tak melihat lagi amarah permusuhan, tak tercium lagi aroma mesiu pembantaian. Hanya keindahan sepanjang mata memandang, serpihan hati tlah kita pajang dalam figura kedamaian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun