Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Menangisi Kepergianmu adalah Sia-Sia

16 Mei 2019   03:56 Diperbarui: 16 Mei 2019   04:05 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alasan terbesar mengapa aku tetap bertahan mengarungi samudera kehidupan,karena senyumu selalu membuatku tersipu malu.guratan bahagia yang seketika hadir menghujam jiwa,tatkala kedua mata kita tak sengaja saling menyapa

begitu yang kita lalui, dari purnama pertama hingga purnama berikutnya. bahkan ketika engkau nyatakan ingin berpisah,seluruh pendengaran panca indraku seakan tuli dari kata kata menyakitkan itu.

setelah bayangan hadirmu semakin menjauh dan menjauh,barulah ku sadari engkau tlah meninggalkan setumpuk rindu yang mulai membatu.sia sia ku teriakan namamu setiap pagi dan petang,hadirmu kini bagaikan hempasan derita yang berkepanjangn

menangisi kepergianmu adalah sia sia,ketika gugusan awan dan desir angin dingin tak mampu lagi membisikan.engkau kini bersembunyi di balik gugusan bintang,memandang dari jauh tangisanku yang tak lagi terdengar lantang.tapi biarlah air mata ini menghantarku hingga menyentuh batas kerinduan

Bagan batu 16 mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun