Alasan terbesar mengapa aku tetap bertahan mengarungi samudera kehidupan,karena senyumu selalu membuatku tersipu malu.guratan bahagia yang seketika hadir menghujam jiwa,tatkala kedua mata kita tak sengaja saling menyapa
begitu yang kita lalui, dari purnama pertama hingga purnama berikutnya. bahkan ketika engkau nyatakan ingin berpisah,seluruh pendengaran panca indraku seakan tuli dari kata kata menyakitkan itu.
setelah bayangan hadirmu semakin menjauh dan menjauh,barulah ku sadari engkau tlah meninggalkan setumpuk rindu yang mulai membatu.sia sia ku teriakan namamu setiap pagi dan petang,hadirmu kini bagaikan hempasan derita yang berkepanjangn
menangisi kepergianmu adalah sia sia,ketika gugusan awan dan desir angin dingin tak mampu lagi membisikan.engkau kini bersembunyi di balik gugusan bintang,memandang dari jauh tangisanku yang tak lagi terdengar lantang.tapi biarlah air mata ini menghantarku hingga menyentuh batas kerinduan
Bagan batu 16 mei 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI