Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tuan dan Nyonya

12 Mei 2019   16:06 Diperbarui: 12 Mei 2019   16:09 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

wajah wajah lusuh dengan rasa lapar semenjak subuh, menanti tuan dan nyonya bermurah hati. sekadar recehan penggembira hati, pengganjal lapar hingga esok hari

Tuan dan nyonya bergelimang harta, campakkan seikat uang recehan. uang sisa tetes kemewahan, buat bekal menjamu malam

aku hanya meminta bukan memaksa, sekeping logam penambal asa. tuan dan nyonya orang berada, pastilah bermurah hati pada sesama

Tuan dan nyonya tak sudi memandang, jentikan jari recehan melayang. kami tengadah berharap kebaikan, tuan dan nyonya teruskan langkah

Bagan batu 12 mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun