lewat hembusan angin malam engkau mengabarkan, menyelinap diantara dua petang engkau di hadirkan.aku tak tahu bagaimana menyambutmu, aku bahkan gagu bila hendak menyebut namamu
Ramadhan engkau bersama keagungan sang pencipta telah memberi tanda, hadirmu ke bumi bagaikan cahaya di atas cahaya.indah mewarnai semesta
tapi hingga kini aku masih belum mampu menyambutmu, adakah karena hatiku masih membatu,ataukah karena jiwaku masih diselimuti angkuh
apa yang hendak ku katakan bila engkau datang, mulutku masih penuh nafsu menuduh, hatiku beku tersebab lama meminum kemewahan dunia. bila engkau benar benar tiba, mungkin akulah orang yang paling celaka
bagan batu 30 april 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H