Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menunggu Itu Membosankan, Apalagi Menunggu Berkuasa, Siapa Tahan?

22 April 2019   21:41 Diperbarui: 22 April 2019   21:42 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menunggu memang pekerjaan yang paling membosankan.baik menunggu pacar,gajian,istri belanja,istri berdandan,apalagi menunggu waktu untuk berkuasa,siapa tahan?

Bila kita menunggu,putaran waktu seolah berjalan pelan.satu detik rasanya satu jam,satu jam seperti satu hari.apalagi menunggu sang kekasih hati,maka waktu seakan berhenti total.

Ilustrasi menunggu.sumber: pixabay
Ilustrasi menunggu.sumber: pixabay
Menunggu itu seakan mematikan hati dan perasaan.jiwa ini seakan di ombang ambing seribu satu ketidak pastian.bahkan bila bisa di beli agar waktu cepat berputar,dan yang di nanti segera nyata di hadapan,berapa pun harganya pasti akan di beli.mungkin begitulah yang di rasakan para politisi negeri ini.

Menunggu KPU merampungkan penghitungan suara nasional dan melakukan pengumuman resmi sepertinya sudah sangat di nanti nanti.dan seperti layaknya orang menunggu sesuatu yang belum pasti,reaksi orang yang menunggu bisa bermacam macam.ada yang sabar,ada juga yang tidak mampu lagi menahan hasrat segera berkuasa.

Ilustrasi sumber: pixabay.com
Ilustrasi sumber: pixabay.com
Mengapa menunggu begitu membosankan?

Itu karena hasrat kita yang terlalu menggebu untuk segera menghadirkan segala keinginan dan tujuan menjadi kenyataan.semua energi tubuh dan pikiran terfokus pada sesuatu yang belum tentu terwujud tapi sudah memenuhi angan angan.

Pernah melihat kucing yang dengan sabar menunggu seekor tikus keluar dari lubang sarangnya?  coba perhatikan wajah sang kucing,tetap ceriah,tidak tergesa gesah,dan yang terpenting tidak pernah merasa jenuh dan bosan.mungkin kita manusia seharusnya malu pada kucing yang otaknya hanya cukup untuk memahami makan,makan,dan makan

Ilustrasi menunggu.sumber: pixabay.com
Ilustrasi menunggu.sumber: pixabay.com
Nah daripada bosan menunggu KPU melakukan rekapitulasi suara yang belum rampung,tidak ada salahnya bila kita isi waktu menunggu dengan banyak banyak mengingat kebesaran tuhan yang maha kuasa nenentukan.maka yakinlah waktu yang lama akan terasa sebentar.kita tidak bosan,amal bertambah,dan kita tidak di tertawakan kucing yang mungkin juga sedang menunggu tikus menyerahkan diri.

Salam indonesia damai.

#serial tulisan sampah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun